Usaha Pemerintah Dalam Menangani Masalah Pengangguran di Indonesia
Conten Generated by AI
Bagaimana Kondisi Penganguran di Indonesia di Tahun 2025?
Tidak sedikit pula perusahaan yang mengalami kerugian atau bahkan terpaksa menutup usahanya akibat penurunan permintaan pasar. Langkah efisiensi perusahaan untuk mencegah kerugian yang lebih besar juga menjadi alasan umum dilakukannya PHK. Bahkan, beberapa perusahaan terpaksa melakukan PHK sebagai akibat dari kebangkrutan atau pailit.
Selain faktor-faktor ekonomi, perubahan kondisi dan selera pasar juga dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan PHK. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa kemajuan teknologi, termasuk penggunaan kecerdasan buatan (AI), juga berpotensi menjadi faktor penyebab PHK dalam jangka panjang karena menggantikan beberapa jenis pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia.
Hal ini mengindikasikan adanya ketidaksesuaian yang signifikan antara keterampilan yang ditawarkan oleh pencari kerja dan keterampilan yang dicari oleh pemberi kerja.
Berdasarkan analisis data dan tren pasar kerja Indonesia pada tahun 2025, dapat disimpulkan bahwa jenis pengangguran yang dominan saat ini kemungkinan besar merupakan kombinasi antara pengangguran siklis dan pengangguran struktural.
Apa Dampak Pengangguran bagi Perekonomian dan Masyarakat?
Dari sisi ekonomi makro, hilangnya pekerjaan bagi puluhan ribu pekerja tentu akan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat secara keseluruhan karena berkurangnya pendapatan. Penurunan daya beli ini pada gilirannya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi karena konsumsi rumah tangga merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi sosial, pengangguran massal dapat menyebabkan peningkatan angka kemiskinan karena hilangnya sumber pendapatan utama bagi banyak keluarga. Tingkat pengangguran yang tinggi juga berpotensi menimbulkan ketidakstabilan sosial karena adanya frustrasi dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan kesulitan mencari penggantinya.
Kehilangan pekerjaan juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan individu yang terdampak, seperti munculnya kecemasan dan depresi akibat tekanan ekonomi dan ketidakpastian masa depan.
Apa Usaha dan kiat Pemerintah Indonesia Menanggulangi Masalah ini?
- program Kartu Prakerja :
program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan peluang kerja bagi para pencari kerja dan pekerja yang terkena PHK. , terdapat berbagai program pelatihan vokasi dan pengembangan keterampilan yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun pihak swasta untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Program ini dianggap efektif dan berhasil ketika Indonesia dilanda COVID-19 lalu. - program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) :
program ini sebagai bentuk perlindungan sosial bagi pekerja yang terkena PHK dengan memberikan bantuan dukungan dana tunai selama 6 bulan serta fasilitas konsultasi dan lowongan kerja melalui aplikasi SIAPKerja. - Aplikasi SIAPKerja :
aplikasi yang dibuat ditujukan untuk memberikan akses layanan lowongan kerja, pelatihan dan konsultasi pagi pencari kerja.
Beberapa rekomendasi kebijakan untuk pemerintah dalam memberikan solusi bagi masalah pengangguran di Indonesia dapat berupa:
Pemerintah perlu mendorong investasi pada sektor-sektor industri yang memiliki potensi
pertumbuhan tinggi dan mampu menciptakan lapangan kerja yang luas, terutama sektor-sektor
Program pelatihan vokasi dan upskilling/reskilling perlu diperkuat dan disesuaikan dengan
kebutuhan industri masa kini dan masa depan, termasuk keterampilan yang relevan dengan
perkembangan teknologi seperti digitalisasi dan otomatisasi. Kerjasama dengan industri dan
lembaga pendidikan perlu ditingkatkan untuk memastikan relevansi kurikulum pelatihan.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta kewirausahaan memiliki peran penting dalam
menciptakan lapangan kerja alternatif. Pemerintah perlu memberikan dukungan yang lebih besar
dalam bentuk akses permodalan, pelatihan manajemen, dan fasilitasi pemasaran bagi UMKM dan
para wirausahawan.
Para pencari kerja membutuhkan akses yang lebih baik terhadap informasi mengenai lowongan
pekerjaan, persyaratan keterampilan, dan tren pasar kerja. Layanan bimbingan karir dan konseling
juga perlu diperluas untuk membantu mereka dalam merencanakan karir dan meningkatkan
keterampilan mencari kerja.
Kehilangan pekerjaan dapat memberikan tekanan psikologis yang besar bagi individu dan
keluarga. Pemerintah perlu memperkuat jaringan dukungan sosial dan menyediakan akses ke
layanan konseling dan dukungan kesehatan mental bagi para penganggur.
Pemerintah perlu menciptakan ekosistem yang kondusif bagi inovasi dan pengembangan teknologi
yang tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor-
sektor yang menjanjikan.
Lalu bagaimana ketika kita menganggur? Apa yang bisa kita lakukan sehingga masa menganggur itu bermanfaat? Hal ini akan kita bahas pada artikel yang lain.