Indonesia Kehilangan Sang Maestro dan Pahlawan Seni dan juga Teladan Seorang Pensiunan,Eyang Titiek Puspa

Berpulangnya Sang Maestro dan Pahlawan Seni dan Teladan Pensiunan Indonesia


     Indonesia Kamis, 10 April 2025 telah kehilangan bukan saja seorang maestro seniman di Indonesia tapi juga seorang pahlawan seni Indonesia, Eyang Titiek Puspa menutup usianya pada umur 87 tahun.

     Eyang Titiek adalah salah satu contoh lansia yang menikmati usia pensiunnya dengan berbagai manfaat dan kemashalatan.

    Dikutip dari Selamat Jalan Eyang Titiek Puspa dan Keteladanan Masa Pensiun yang dimuat pada MSN.com cerita oleh Syarif Yunus, beberapa keteladanan Eyang Titiek sebagai penikmat usia pensiun antara lain :

1. Keceriaan dan aura positif yang selalu melekat pada sosok Eyang Titiek Puspa di usia tuanya.
Beliau layak menyandang lansia atau pensiunan yang selalu ceria dan berpikir positif. Terbukti melalui pergaulannya yang bsia diterima semua kalangan artis atau seniman. Dari yang muda hingga yang tua, semuanya cair dan menyatu tanpa batas.

2. Kemapanan finansial di usia tua seperti Eyang Titiek Puspa menjadi bukti kemandirian dan kenyamanan beliau dalam menjalani hari-hari di usia tuanya. Tetap berkarya dan berkontribusi di dunia seni dan hiburan yang dilandasi oleh kebebasan finansial yang memadai.

3. Adanya rasa aman dan damai secara psikologis yang dijalani Eyang Titik Puspa mungkin menjadi salah satu indicator usianya lebih Panjang hingga 87 tahun. Usia tuanya dijalani dengan nyaman dan tetap berkontribusi dalam dunai seni dan hiburan.

    Karena itu, pelajaran penting dari Eyang Titiek Puspa adalah bagaimana pentingnya memmpersiapkan kemandirian finansial di hari tua atau di masa pensiun.

    Masa pensiun, tentu bukan hanya soal uang. Tapi tentang menjalani hidup yang layak dan bermartabat di masa tua. Karena itu, dana pensiun atau kesinambungan penghasilan di hari tua patut menjadi prioritas. Karena dengan dana pensiun, siapapun setidaknya akan:

1. Menjamin kemandirian finansial di hari tua, yang tidak bergantung secara finansial kepada anaknya, tidak berutang,  atau tidak menjual aset yang diperolehnya saat masih bekerja di hari tua.

2. Tersedianya dana yang dibutuhkan untuk biaya kesehatan (bila diperlukan), akibat usia yang semakin menua sehingga perlu kontrol Kesehatan secara rutin atau bila mengidap penyakit di usia tua.

3. Menghindari ketergantungan ekonomi pada anak-anaknya, karena setiap anak pasti punya kebutuhan dan beban ekonomi sendiri sesuai dengan kondisinya. Maka penting menjadi lansia atau pensiuan yang tidak "terpaksa" bergantung pada anak.

4. Memelihara standar hidup yang layak di hari tua,  mulai dari jalan-jalan, makan enak atau berkumpul dengan teman-teman. Dana pensiun setidaknya dapat memastikan kita tidak hanya bertahan hidup, tapi tetap dapat menikmati hidup di hari tua.

5. Mengurangi stres di masa pensiun, sehingga dapat lebih fokus pada aktivitas dan pikiran yang positif. Mampu menjalani hari tua dengan nyaman dan damai secara psikologis.


    Seperti Eyang Titiek Puspa. dana pensiun pun bukan hanya soal angka. Tapi tentang kehidupan di hari tua yang tenang, mandiri, dan bermartabat. Bahwa kita bekerja keras bukan cuma untuk hari ini, tapi juga untuk hari esok yang kita impikan. 

    Selamat jalan Eyang Titik Puspa, Sang Maestro dan Pahlawan Seniman dan juga teladan pensiunan Indonesia. 

    Selengkapnya mengenai artikel dapat dibaca di (www.msn.com) selamat-jalan-eyang-titiek-puspa-dan-keteladanan-masa-pensiun